Saturday, November 1, 2014

Mencari Indonesia di Pantai Balangan?



Keren kan, Pantai Balangan ini?
Sepulang dari Sanur, menikmati sunrise yang epic di sana, kami memutuskan pulang dulu ke hotel, mandi-mandi dan sarapan dulu lah sebelum melanjutkan petulangan di Bali hari kedua itu. Iya, hari ketiga ini tak boleh tinggal diam dan harus dimanfaatkan seromantis mungkin, eh semaksimal mungkin buat mengeksplor Bali hingga ke urat-uratnya. Rencananya sih gitu, kita lihat saja nanti, hehehe…

Selepas mandi, beberes ria dan sarapan dengan roti bakar plus telor mata sapi yang Ciwul Cuma doyan putihnya doang, kita caw. Eh belum caw ding, kan sarapannya pas baru pulang ya dari Sanur ya, baru mandi, jadi masih di kamar aja kalo gitu, nunggu agak siangan. Tanda-tanda ambisi mulai teredam, hahaha.

Agak siangan deh akhirnya kami baru caw dari hotel, naik motor lagi dan tujuannya adalah Ayam Betutu khas Gilimanuk yang maknyus parah. Enak, mantep dan pecah parah sampe-sampe aku ‘terpaksa’ nambah porsi ayamnya, hehehe. Eits, tapi bukan ini kok tujuan utama kita hari ini karena petualangan masih akan berlanjut ke Bali selatan sana, ke Pantai Balangan. Tetep dengan bermodal waze di tangan, kita cus menuju selatan Bali dan lagi-lagi lewat tol laut Bali yang bikin melayang itu.

Ada kejadian lucu dalam pencarian arah menuju Pantai Balangan ini karena si waze ini mengarahkan kita masuk ke perumahan yang ternyata buntu. Shit! Tapi jangan suuzon dulu sama waze, doi pasti punya maksud terselubung dibalik semua itu, dan benar! Tarraa…ketemu juga jalan yang benar dan memang kami diarahkan lewat jalur yang nggak biasa karena defaultnya waze ini memang merujuk dan menunjukkan penggunanya via jalur terpendek menuju tujuan. Kami sempat melalui area perumahan yang asriiiiiiiii banget, pengen rasanya punya rumah di situ, adem damai tenteram sejahtera bahagia selamanya. Hahaha…

Setelah memutar-mutar, ngikutin jalan, tak banyak yang bisa aku share soal petunjuk jalan ini ya karena emang kami bener-bener mengandalkan waze sebagai sang penunjuk arah dan Alhamdulillah nyampe juga. Nggak ada parkir khusus di Pantai Balangan ini atau entahlah kalo sebenarnya ada tapi yang jelas kami cuma parkir di atas bukit yang buat menuju ke pantainya masih harus turun dari bukit itu, nggak tinggi kok. Foto-foto sejenak dengan latar pantai terlihat dari ketinggian, kamipun turun, pengen segera menginjakkan kaki di pasir pentai.

View dari atas dengan latar Pantai Balangan
Jedak jeduk, ternyata di Balangan ini, kami berasa bule di tengah penduduk lokal. Ya bener kok nggak salah. Kami berasa jadi bule yang di situ isinya penduduk lokal dari berbagai negara atau mungkin lintas galaksi. Ya, nggak berlebihan kok karena (ini bener) di Balangan isinya bule semua, dan penduduk lokal sana paling sebagai pemilik warung atau penerima jasa pijat. Ya, isinya bule semua yang lengkap dengan peralatan surfingnya. Ya, Balangan emang terkenal ombaknya cukup menantang bagi wisatawan mancanegara yang doyan surfing.

Sisi sebelah barat daya Pantai Balangan, didominasi batu-batuan
Hiaaaaaat...belum jadi! hahahaha
Kami menyisihkan diri ke area sebelah selatan pantai. Oiya, Pantai Balangan ini menghadap ke-bisa dibilang barat daya-an, jadi entahlah kami menyisihkan dirinya ke arah mana ini. Yang jelas, di sisi ini tak terlalu banyak bule yang tengah berjemur topless seperti di sisi sebaliknya. Tapi tetep aja ada dua bule yang tengah memadu kasih di pojokan situ. Yaaaah…

Oke, kami cuek aja deh seperti mereka juga cuek aja dengan keberadaan kami. Tentunya kami berkali-kali foto-foto di sini, ketawa-ketiwi sampai ngakak sendiri dengan pose-pose gila yang kami lakukan. Ah bahagia banget rasanya… Nggak sia-sia perjalanan panjang dengan berbagai aral rintangan buat menuju pantai ini. Bali emang sudah sekian lama menjelma sebagai pulau dewata yang arif dan ramah dengan segala liberalisasi budaya ini. Kita sebagai warga Indonesia, yang mana Bali itu juga Indonesia hanya berpesan, jagalah Bali, jangan kotori dengan tindak-tanduk yang merusak citra Bali, wisata Bali, karena pasti akan melukai Bali itu sendiri dan lebih jauh lagi melukai bangsa Indonesia. Itupun kalo kita merasa memiliki Bali dan kalo rasa memiliki itu ada, jagalah dia, sekuat tenaga dan pertahankan dia dengan seluruh jiwa raga. Buset, nasionalis banget jadinya ini. Rasanya jadi seperti mencari Indonesia di sini...

Senyum yang selalu, dan selalu pengen aku liat...
Petualangan belum berakhir, kami akan berburu sunset di tempat mainstream di Bali...
See you next...

No comments:

Post a Comment